(BTS FF FREELANCE)
The Exorcist 2 (Chapter 4)
Tittle : The Exorcist 2 (Chapter 4)
Author : Nagi
Main cast :
Jeon Jungkook (BTS)
Jeon Wonwoo (Seventeen)
Kim Seok Jin (BTS)
Min Yoongi/Suga (BTS)
Jeon Jungwoo / Jungkook Father (oc)
Support Cast : Lee Chan / Dino (Seventeen)
Genre : Supranatural, Mystery, Horror, Friendship, AU
Length : Oneshoot
Rating : 15-lanjut usia
Disclaimer :
BTS punya orang tua mereka, agency dan Army tapi oc dan cerita punya author,
typo di mana – mana
.
**The Exorcist 2 : In The School**
.
****
“Kami ingin bicara dengan Jung Sung Oh.”
Tiga orang lelaki duduk melingkar dengan papan ditengah – tengah mereka.
Tangan kanan mereka memegang sebuah pensil panjang, tangan mereka bergetar hebat.
“Kami memanggilmu Jung Sung Oh.” Ucap salah satu dari mereka
Lelaki yang mungkin paling kecil diantara mereka menoleh kekanan dan kekiri dengan perasaan takut.
“Junsol, Minhyun, haruskah kita melakukan ini?” tanyanya pada kedua temannya yang fokus menatap papan ditengah – tengah mereka.
“Hanya ini satu – satunya cara agar kita bisa membuktikan pada teman –
teman bahwa bukan kita yang membunuh Sung Oh, kalau kau ingin terus
dituduh kau boleh pergi Chanie.”
Chan mendengus, sejujurnya ia merasa takut dan merasakan panas,
bahkan keringatnya sampai membasahi pelipis, leher, dan keningnya.
Perlahan pensil yang mereka pegang bersama – sama menjadi lebih berat,
kini Chan mulai merasakan sesuatu yang amat panas dan mengerikan
dibelakangnya.
Pensil tersebut bergerak – gerak tidak terkendali, Junsol dan Minhyun
tampak senang melihat pensil yang mereka pegang bersama – sama
bergerak.
“Sung Oh, apa kau mendengar kami?”
Perlahan pensil itu bergerak dan menuliskan sesuatu, yakni kata – kata
“Nae.” Begitulah tulisannya
Chan semakin takut, ia menyeka keringat dipelipisnya dengan gundah, tidak sesantai teman – temannya yang tampak begitu semangat.
“Sung Oh, kami ingin bertanya siapa yang sudah membunuhmu?”
Pensil tersebut berputar – putar tidak terkendali, mereka berdua bingung
“Aku ulangi, Sung Oh, siapa yang sudah membunuhmu?”
Pensil itu terpelanting, Chan gemetar tubuhnya menggigil hebat, tubuhnya pun berguncang tidak terkendali.
Kedua temannya bingung dengan apa yang harus mereka lakukan, terutama
ketika Chan tiba – tiba tidak sadarkan diri setelah kejang – kejang.
****
Chan bukanlah anak yang nakal, ia adalah anak baik yang ramah dan
berbakat, sejak masuk kelas menengah atas Chan selalu bermain dengan
ketiga temannya yang bernama Junsol, Minhyun dan Sung Oh.
Hingga suatu hari terjadi insiden yang membuat Sung Oh meninggal ketika sedang bersama mereka.
Tentu semua orang menuduh Chan, Junsol dan Minhyun.
Karena mereka tidak terima akhirnya mereka melakukan sendiri ritual untuk memanggil Sung Oh di sekolah pada malam hari.
Setelah malam mencekam itu keesokan harinya Chan bersekolah lagi, hanya saja kali ini kondisinya kurang baik.
Ia tampak ketakutan..
“Chan.”
Chan terjingkat mendengar namanya dipanggil oleh Kim Songsaengnim, ia
menatap sekitar, menatap pasang mata yang menatapnya dengan bingung.
“Kau nelamun terus. Kalau kau kurang sehat pergilah ke ruang kesehatan.” Ujar Kim Songsaengnim
Chan menggelengkan kepalanya, ia kembali fokus pada papan tulis walaupun kini ia tengah dalam suasana yang kurang baik.
Sekon berikutnya Chan merasakan sesuatu yang berat pada punggungnya.
“Aaaaaaggghhhh!!”
Seluruh seisi kelas berdiri melihat Chan tiba – tiba berteriak, semua
kertas dimeja mereka berserakan, meja dan kursi bergeser kesana kemari.
Perlahan kursi yang diduduki Chan bergetar naik turun.
“Keluar, semuanya keluar!” seru Kim Songsaengnim meminta agar murid – muridnya keluar segera mungkin
Kim Songsaengnim menutup pintu kelas dan menguncinya, para murid yang terkejut mengitip dari kaca jendela kelas.
Mereka melihat Chan mengamuk.
Melihat keadaan Chan tiba – tiba saja Junsol dan Minhyun memucat,
mungkinkah ini ada hubungannya dengan ritual yang mereka lakukan waktu
itu?
“Huaa Chan melukai dirinya!” seru salah satu murid
Kim Songsaengnim melihat kejendela kelas, ia melihat Chan menusuk tangannya sendiri dengan pena ditangannya.
Kim Songsaengnim sontak berlari kesana dan merebut pena ditangan Chan.
“Aaaaaa..”
Chan berteriak pada Kim Songsaengnim.
Brak!
Pintu kelas yang terbuka kini terbanting dan terkunci dengan
sendirinya, kertas – kertas dan buku – buku berterbangan kearah Kim
Songsaengnim hingga lelaki itu terpojok berdiri dipojok kelas.
Chan kembali mengamuk, ia memukul – mukul dinding disebelahnya hingga kedua tangannya terluka parah.
Para guru berdatangan, mereka berusaha membuka pintu.
“Cepat minta bantuan! Panggil penjaga sekolah!”
Pintu yang sullit sekali dibuka ini sudah terbuka, para guru menyerobot masuk kedalam kelas dan disusul oleh penjaga sekolah.
Mereka menarik Chan dan memegangi tangan serta kakinya meskipun Chan terus – terusan berteriak.
Akhirnya mereka mengikat Chan diluar kelas, para guru sepakat mengikatnya dipohon.
Lelaki itu tidak berhenti berusaha menggigit semua orang didekatnya,
matanya yang tajam menatap semua orang dengan tatapan tidak suka.
“Manusia bodoh! manusia tidak berguna!”
Kim Songsaengnim mengenyitkan matanya, berfikiran ada yang tidak beres dengan Chan.
Ia seperti bukan dirinya.
“Siapa yang dapat kita panggil untuk menyembuhkan Chan?” tanya Kim Songsaengnim selaku wali kelas Chan.
“Aku tau!”
Salah satu murid berseru dan mengangkat tangannya
“Tetanggaku adalah seorang ahli agama, mereka seorang Exorcist.” Ucap Jarim yang rupanya tetangga keluarga Jeon.
“Dia juga seorang psikologi, mungkin kita bisa meminta bantuannya.” Lanjut Jarim.
Akhirnya usul Jarim diperbolehkan oleh para guru, beberapa murid pergi untuk memanggil keluarga Jeon kesana.
…..
Jungkook yang sedang sibuk mengerjakan soal – soal yang diperikan
Park Songsaengnim berhenti mengerjakan saat mendengar suara salah satu
guru masuk.
“Jeon Jungkook. Kau dapat izin untuk absen dari pelajaran hari ini, ayah dan kakakmu menunggumu diluar.”
Jungkook terbingung – bingung, ia menoleh kebelakang, tepatnya kearah Jimin yang hanya dapat mengangkat bahunya.
…..
Langkah kaki Jungkook, Seok Jin, Yoongi, Wonwoo dan Jungwoo menggema
tiap lorong, di bawah pohon mereka berlima melihat sesuatu yang ramai.
Disisipi oleh keramaian Jungkook melihat lelaki yang berdiri paling belakang dengan pakaian penuh darah segar.
Jungkook menyikut Wonwoo.
“Hyung, apa disini terjadi sesuatu?”
“Mungkin ada yang kerasukan.” Jawab Wonwoo
Mereka berbelok menghampiri keramaian yang terjadi.
“Permisi.” Ujar Jungwon sebagai salam untuk para penghuni sekolah.
“Anda sudah datang.” Ucap Kim Songsaengnim
“Salah satu anak didikku tiba – tiba mengamuk di kelas dan melukai
dirinya, kami tidak tau apa yang terjadi.. jadi kami memanggil anda
semua. Maaf jika kami mengganggu.”
Tatapan Kim Songsaengnim tampak tidak enak memandang Jungkook yang memakai seragam sekolah.
Beranggapan jika ia sudah menganggu Jungkook yang mungkin sedang
sekolah, padahal dalam hatinya Jungkook sangat senang bisa keluar
sekolah.
“Bolehkah kami melihat kondisinya?” tanya Seok Jin
Mereka semua minggir untuk memberikan jalan kepada para Exorcist tersebut.
Kedua mata Chan menatap Seok Jin dan yang lainnya dengan tidak suka, ia menggeram dan menggeliat.
“Iblis sebutkan namamu.” Perintah Seok Jin
Chan menggeram dan menoleh kearah Wonwoo.
Dak!
Tiba – tiba Wonwoo terdorong hingga ia terjatuh dengan sendirinya, bibir lelaki itu mengeluarkan darah.
Hantu yang merasuki Chan melukai Wonwoo.
Wonwoo berdiri dari jatuhnya, ia mengernyit tajam sambil menaikkan lengan bajunya.
“Kau menantangku?” tanyanya
Jungwoo yang melihat hanya dapat menggelengkan kepalanya sementara
Yoongi menjaga jarak dengan Chan, takut jika ia diserang juga.
“Siapa namamu?” tanya Jungwon sambil berjalan mendekati Chan dan duduk didepannya.
“Gggrrr.”
Angin berhembus membuat cuaca hari itu yang mendung menjadi lebih kelam dan gelap, tak disangka – sangka hujan turun.
Semua orang berteduh termasuk para guru terkecuali para Exorcist yang masih menerima mentah – mentah tatapan dari Chan.
Lelaki itu terus menggeram dan menggeliat berusaha melepaskan ikatan ditangannya.
“Apa yang terjadi, kenapa ia bisa kerasukan seperti ini?” tanya Yoongi pada para penghuni sekolah yang berteduh
Mereka semua saling menatap satu sama lain, dan diakhiri oleh Minhyun mengangkat tangannya.
“Mungkin ini semua salahku.”
Mereka semua menatap Minhyun dengan bingung dan memaksa lelak itu menjelaskannya.
“Teman kami Sung Oh meninggal, kami dituduh jika kami membunuhnya,
tapi kami sangat yakin bukan aku dan Junsol yang membunuh Sung Oh,
karena itu aku, Junsol dan Chan ingin bicara dengan Sung Oh agar kami
tau siapa yang telah membunuhnya.”
Jungkook melirik kearah lelaki yang berdiri dibelakang Chan yang masih kerasukan, begitu pula dengan Wonwoo.
“Apa kalian bodoh?! bicara dengan roh tanpa mengawasan ahlinya? Lihat teman kalian jadi korban karena ulah kalian.” Omel Yoongi
Junsol dan Minhyun tertunduk, mungkinkah mereka berdua menyesali apa yang mereka lakukan.
“Tapi akupun curiga jika Chan yang membunuh Sung Oh, karena waktu itu
aku dan Minhyun melihatnya berkelahi dengan Sung Oh, aku tau jika Sung
Oh menyukai Min Jung dan dan Min Jung menyukai Chan,”
“Karena Chan kami juga dituduh sebagai pembunuhnya, aku benci pada
Chan jadi aku melakukan ritual itu memang bukan untuk memanggil Sung
Oh.” Ucap Junsol panjang lebar
Minhyun menoleh kearah Junsol disampingnya
“Apa?! Jadi kau sengaja melakukannya pada kami?!” tukas Minhyun tidak percaya
Chan kembali berteriak, ikatan pada tangannya lepas, Wonwoo dan Seok
Jin memegangi tangan Chan dengan sekuat tenaga sementara kakinya terus
menendang – nendang.
“Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan
dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikannya tujuh langit.
Dan dia maha mengetahui segala sesuatu.”
Jungwoo menekan kepala Chan, menekannya dengan kuat hingga lelaki itu berteriak semakin kencang.
Dan ketika Jungwon menarik tangannya Chan tidak sadarkan diri.
“Aku sudah menenangkannya tapi aku belum mengusir makhluk yang
mengganggunya, ritual hanya dapat dilakukan pada malam hari.” Ujar
Jungwoo pada para guru
****
Pada malam harinya, persiapan sudah dilakukan, Seok Jin dan Yoongi kembali dengan kertas resmi dari Vetican.
Keluarga Chan ingin anaknya dibebaskan dan melupakan makhluk yang merasukinya karena itu upacara Exorcist akan dilakukan.
Puluhan para Exorcist datang dengan kitab doa ditangan mereka.
Chan masih nelamun pandangan kosong dengan tangan yang diikat,
Jungkook dan Wonwoo sibuk melihat – lihat sekitar guna untuk melihat
seberapa besarnya resiko.
“Baiklah sekarang kita mulai..”
Dari lima puluh lilin satu persatu dinyalakan, mereka sudah siap
diposisi dengan Jungkook duduk didepan Chan, seperti biasa, ketika
upacara Exorcist tugas Jungkook adalah menjadi wadah kerasukan dan
mengendalikannya untuk mengetahui alasan mengapa hantu itu merasuki
Chan.
Tugas Seok Jin dan Jungwoo adalah menarik makhluk tersebut keluar
dengan membisikkan doa, sementara Yoongi memimpin pembacaan doa, dan
Wonwoo didepan garis aman guna untuk menghalangi makhluk tak diinginkan
masuk.
Seok Jin memulai dengan memegang pelipis Chan.
“Chan.. biarkan kami masuk kedalam fikiranmu dan menarik sesuatu yang tak diinginkan darimu.” Ujar Seok Jin
Chan menutup matanya dengan pasrah, Seok Jin merapalkan doa dan Chan mulai bereaksi.
Wajahnya mengernyit dan ia meraung – raung.
“Beginilah kamu, kamu ini sewajarnya bantah membantah tentang hal
yang kamu ketahui, maka kenapa kamu bantah membantah tentang hal yang
tidak kamu ketahui? Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” Ucap
Jungwoo yang juga duduk disebelah Chan
Para Exorcist sibuk fokus membaca kitab bersama Yoongi.
“Gawat mereka datang!” seru Wonwoo
Lelaki itu diserang dan mencoba segala cara agar mereka tidak
mendekat, sementara para murid yang guru yang hadir bersembunyi didalam
kelas.
Satu persatu murid berteriak dan mengamuk, kelas jadi riuh dan mereka keluar dari dalam kelas.
Wonwoo menoleh kearah kelas yang mulai berantakan dan para guru sibuk mengurusi ketiga anak yang tiba – tiba saja kerasukan.
Wonwoo memberi isyarat lambaian tangan pada Seok Jin.
Lelaki itu menoleh dan gantian Jungwoo memegang kepala Chan yang sedang meraung dan menggeliat tidak mau kalah.
“Terlalu banyak yang datang, upacara ini mengundang mereka datang, sekarang banyak murid yang kerasukan.” Kata Wonwoo
Seok Jin menatap sekitar, jumlah Exorcist yang datang mungkin bisa membantu mereka yang kerasukan.
Buru – buru Seok Jin menghampiri Yoongi dan mengatakan bahwa terlalu banyak yang datang dan murid – murid kerasukan.
Jungkook yang sedari tadi fokus diam dengan menutup matanya tiba – tiba dihampiri oleh makhluk asing.
Makhluk itu menarik lengan Jungkook hingga tanpa sadar Jungkook membuka matanya.
Kali ini Jungkook ikut kerasukan karena ia tidak lagi fokus.
Suasana semakin mencekam dan semakin ramai, Jungkook berguling kesana
kemari berusaha untuk melepaskan diri serta menyingkirkan sosok yang
merasukinya.
Sekarang Yoongi dan Seok Jin membantu para guru untuk menyadarkan
murid, Wonwoo masih sibuk menyirami air suci sambil terus membacakan
doa.
Tangan dan kakinya terluka cakar ketika sosok makhluk halus mencakarnya.
Semakin lama semakin banyak yang datang, kini mereka sudah mulai
kelelahan, namun jika upacara sudah dilakukan maka mereka tidak bisa
menghentikan upacaranya.
Tiba – tiba sosok lain menarik kaki Junsol dan menariknya keluar dari kelas, Seok Jin mengejarnya.
Junsol berteriak kesakitan, ia dilempar tepat dihadapan Chan oleh sosok tidak terlihat.
Mata Chan perlahan menjadi putih, ia diam tidak berteriak dan tidak bergeming, namun tubuhnya perlahan terangkat keatas.
“Minta ampunlah pada Tuhanmu dan akuilah kesalahanmu, akuilah apa yang sudah kau perbuat Lee Chan.” Ujar Jungwoo.
Wonwoo menoleh ia melihat sosok lelaki dengan pelipis berdarah dan mata berwarna biru laut yang tajam.
Dibaju yang ia pakai tertulis nama ‘Jung Sung Oh’.
Wonwoo yakin ini adalah arwah yang mereka cari, buru – buru Wonwoo keluar dari garis aman untuk menghampiri arwah tersebut.
“Wonwoo-ya! Jangan pergi kesana!” teriak Yoongi
Wonwoo tidak mendengarkan perkataan mereka, Yoongi berlari digaris
aman sambil membacakan doa dan menyirami air suci agar tidak ada roh
lain yang mendekat.
Junsol menatap Chan yang masih melayang – layang didepannya, melihat kondisi Chan yang seperti itu membuat Junsol merasa miris.
Chan adalah orang baik – baik, ia tidak pernah menyakiti siapapun dan
bahkan ia tau jika sebenarnya saat Chan dan Sung Oh berkelahi, Sung Oh
lah yang menghajar Chan.
Tak lama kemudian Wonwoo kembali dengan tergesa – gesa.
“Bukan Chan yang membunuh Sung Oh!” serunya dengan keras
Mereka semua menoleh kearah Wonwoo kecuali Jungkook yang masih berusaha mengendalikan tubuhnya.
“Sung Oh.. dia bunuh diri!” serunya lagi
Junsol membelalakkan matanya, ia menatap Wonwoo dengan tidak percaya lalu menatap Chan yang masih melayang – layang.
Ia benar – benar menyesali perbuatannya.
“Chanie! Kau dengar aku?! Aku ingin kau kembali! Maafkan aku sudah
berburuk sangka padamu!” seru Junsol berusaha menggapai kaki Chan yang
melayang
Setelah Junsol menarik kaki Chan tiba – tiba Chan turun dan mencakar wajahnya hingga berdarah.
Junsol mengaduh kesakitan sambil memegangi pipinya, mereka tidak sadar jika ikatan ditangan Chan sudah lepas.
Lelaki itupun mengamuk tidak karuan sementara Jungkook baru saja berhasil melepaskan makhluk asing dari tubuhnya.
Ia berkeringat dan lelah namun ia masih saja memaksakan diri untuk duduk dan kembali berdoa sambil memejamkan matanya.
Seok Jin berlari kesana dan memegang kepala Chan sementara Jungwoo sibuk mengikat tangan Chan.
“Sekarang!” ucap Jungwon
Satu tarikan hantu itu berpindah pada Jungkook yang berdiri
didepannya, setelah beberapa lama Jungkook berusaha mengendalikannya
barulah hantu tersebut tenang didalam tubuh Jungkook.
“Exorcist bajingan! Matilah kalian! Membusuklah kalian di neraka!” ucap Jungkook
Wonwoo berhenti menyirami air suci, begitu pula dengan Yoongi, mereka berdua memandangi Jungkook.
Kini sudah tidak ada lagi yang mendekat, terkecuali sosok Sung Oh yang mendekat.
Wonwoo membiarkannya menghampiri Jungkook.
Srak!
Jungkook terbelalak dan tersadar seakan hantu ditubuhnya ditarik dengan paksa, rupanya Sung Oh yang menariknya.
Lelaki itu menghilang entah kemana membiarkan para Exorcist yang
kebingungan dengan Junsol yang berusaha menyadarkan Chan yang tidak
sadarkan diri.
Jungwoo menekan pelipis Chan dan tersenyum
“Aku sudah menghapus ingatannya.”
Seluruh murid berjalan mendekat saat Chan mulai membuka matanya.
Ia mengaduh kesakitan dan terkejut melihat wajah serta tangannya yang
diperban, untung saja Seok Jin tadi mengobati tangan Chan sebelum
upacara dilakukan.
“Chanie, maafkan aku. Kufikir kau yang membunuh Sung Oh.. maafkan aku.”
Chan masih kebingungan ia tidak tau kenapa suasana kini amat ramai dan bahkan ada yang menangis bahagia.
“Tidak apa – apa Junsolie.” Jawab Chan
Minhyun berjalan mendekat lalu duduk didekat Chan dan Junsol
“Karena kau sudah sembuh, besok kita makan bersama – sama lagi yuk.” Ajak Minhyun
Mereka bertiga tersenyum dan tertawa.
Chan benar – benar tidak tau apa yang terjadi, tetapi melihat kebahagiaan disekitarnya ia pun ikut senang.